Rektor Universitas Islam Riau, Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH., MCL menyampaikan delapan adab berbicara bagi dosen. Juga adab memberi dan mencari ilmu. ''Dosen itu sekaligus da'i karena itu ia memiliki adab, baik adab berbicara maupun adab memberi dan mencari ilmu,'' kata Syafrinaldi pada acara Workahop Pembinaan Ke-Islaman Bagi Dosen UIR yang ditaja Lembaga Dakwah Islam Kampus di Fakultas Hukum UIR, Senin siang (6/11).
Rektor mengurai secara rinci kedelapan adab dimaksud. Pertama, menurut dia, perkataan yang benar (qulan sadiidan). Adab ini berlandaskan pada al Qur'an ayat 70 yang menyebut, hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Kedua, perkataan yang berat lagi berbobot (qaulan tsaqiikan) sebagaimana difirmankan Allah, ''Sesungguhnya kami akan menurunkan padamu perkataan yang berat'' (QS. Al Muzammil: 5).
Ketiga lanjut Rektor, perkataan yang konsisten (qauluts tsabit). Keempat, perkataan yang sampai lagi membekas (qaulan baliigha). Kelima, perkataan baik yang dikenal (qaulan ma'ruufan). Keenam, perkataan yang mulia (qaulan kariiman). Ketujuh, perkataan yang lembut (qaulan layyinan), dan kedelapa n, perkataan yang mudah dan pantas (qaulan mansyuuroo). Adab yang terakhir ini, ujar Rektor, berpedoman pada firman Allah yang menyatakan, ''maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas,'' tegas Syafrinaldi.
Guru Besar HAKI yang juga seorang intelektual muda Islam Riau ini mengatakan, di samping kedelapan adab tersebut, seorang dosen juga memiliki adab dalam memberi serta mencari ilmu. Adab-adab itu adalah ikhlas, mengutamakan yang wajib, meninggalkan yang tidak bermanfaat, menghormati ulama, tidak malu, memanfaatkan waktu, bermujahadah atau bersungguh-sungguh, menghindari maksiat dan mengamalkan ilmu. ''Mari mencintai ilmu dan mulailah dari yang kecil menuju yang besar,'' kata Syafrinaldi dengan nada mengajak.
Ia menjelaskan, sebagai seorang da'i dosen juga harus berdakwah untuk tujuan menciptakan masyarakat yang islami, mengadakan perubahan dari penyimpangan dan kebenaran menurut Allah, serta menjaga keberlangsungan kebaikan. Mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Muslim, Rektor mengatakan, siapa yang mengajak kepada hidayah, ia mendapatkan balasannya seperti balasan orang yang mengikutinya, balasan mereka tidak berkurang sedikitpun. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan ia mendapat dosanya seperti dosa yang mengikutinya, dosa mereka tidak berkurang sedikipun.
Workshop yang digelar dari pagi hingga sore ini dibuka Wakil Rektor I, Dr. Syafhendry. Selain Syafrinaldi, LDIK juga mengundang Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) UIR Prof. Dr. Amir Hasan dan Ulama Riau, Dr. H. Mustafa Umar. Menurut Sekretaris LDIK Anton Afrizal Candra, dari workshop ini diharapkan dosen semakin memahami tugas dan fungsinya sebagai khalifah fil ardhi.