Pekanbaru: Pemilik bolu komojo, Dinawati SAg, dan Dosen Fakultas Hukum UIR, Dr. Thamrin S, SH, MHum mengingatkan mahasiswa untuk percaya diri dan tidak tergantung pada orang lain. Mulailah usaha kecil-kecilan. Motivasi itu disampaikannya saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional bertajuk, ''Membudayakan Semangat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa'' yang ditaja Departemen Perdata Fakultas Hukum UIR di Auditorium Soeman HS Pekanbaru Selasa (14/11). Seminar yang dimoderatori Desi Apriliani SH, MH ini selain menampilkan Prof. Syafrinaldi juga mendatangkan enterpreuner sukses Andik Top dari Malang, Hj. Dinawati SAg dan Dr. H. Thamrin S, SH, MHum. Dinawati bercerita tentang pengalaman pahitnya sebelum mengembangkan bolu komojo. Ia mengaku memulai usaha dengan berjualan sate. Lalu semangka. Usaha tersebut ia lakoni setiap hari tanpa kenal lelah. Jangan takut disaingi. Menurut Dina, siapa yang takut disaingi maka ia tidak akan berhasil. Ia juga harus siap mengambil resiko. Dirinya baru dikenal sebagai seorang enterpreuner ketika berhasil mengembangkan bolu komojo di tahun 2000. ''Saya ingin Riau punya icon yang tak mudah dilupakan orang. Saya buat tagline berbunyi, tak lengkap kunjungan anda ke Pekanbaru tanpa bolu komojo,'' tegas mantan anggota DPD RI ini. Untuk bisa sampai ke icon itu kita harus selalu melakukan perubahan dan berkomitmen pantang menyerah. Perbanyak teman dan jangan sombong apalagi jaim. Dina mengakui, persaingan antar sesama enterpreuner memang sangat ketat. Namun itu menjadi halangan. Justru sebaliknya peluang agar kita melakukan sesuatu. Tambah pengetahuan kita dengan cara membaca buku dan mengikuti pelatihan-pelatihan. ''Anda juga harus menjadi orang yang ambisi sebab berbisnis tanpa ambisi hasilnya tidak akan maksimal,'' tegas Dinawati. Hal senada disampaikan Dr. Thamrin S, SH., MHum. Dosen Fakultas Hukum UIR ini mengaku, kisah hidupnya hampir mirip dengan Andik. Semasa kuliah, kata Thamrin, ia sudah mencari uang di kampus dengan merapikan catatan-catatan perkuliahannya. Lalu difoto copy kawan-kawan sekelas. Ia meminta mahasiswa supaya memanfaatkan semua peluang men jadi enterpreuner. ''Kewirausahaan itu memberi ilmu kepada kita menciptakan berbagai peluang,'' ujar Thamrin. Thamrin mengatakan, dirinya menemukan banyak mahasiswa yang sambil kuliah mencari uang. Ada yang menjadi pengojek ada pula membawa grab. Kuncinya adalah kemauan. Dimana ada kemauan di situ terbentang jalan. ''Saya salut dengan Andi Top, di usia 32 tahun mampu membuka lapangan dengan ratusan karyawan. Ini sebuah capaian yang luar biasa,'' ucapnya.*