PEKANBARU: Rektor Universitas Islam Riau Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L menyatakan kegembiraannya menyusul naiknya ranking UIR di SINTA yang diterbitkan Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Menurut Rektor, saat ini UIR berada di rangking 115 dengan skor 494 naik dari posisi beberapa bulan lalu. Bahkan kita telah mampu mengungguli Universitas Bung Hatta Padang. ''Target kita berikutnya adalah rangking 100 besar nasional,'' kata Syafrinaldi di depan peserta 'Workshop Penulisan Proposal Penelitian dan Pengabdian Hibah Dikti' yang diselenggarakan LPPM di Aula Pascasarjana UIR Kampus Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Kamis siang (15/3).
SINTA (Science) and Technologi Index) merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Index). Portal itu dirancang Pemerintah untuk mendongkrak hasil-hasil penelitian agar dapat dipublikasikan di tingkat global (internasional). Di dalam SINTA juga dilengkapi dengan fitur lain semisal Citation, Networking, Research dan Score.
Menurut Rektor, masalah penelitian menjadi momok di kalangan akademisi, dan ini terlihat dari outcome riset dalam publikasi ilmiah termasuk publikasi internasional seperti scopus. UIR, kata Rektor, terus berusaha meningkatkan publikasi ilmiahnya baik yang bersumber dari hibah Dikti maupun yang didanai oleh UIR sendiri. Untuk hibah Dikti, terang Syafrinaldi, posisi UIR dalam penerimaan hibah terus mengalami peningkatan. Tahun 2018, misalnya, 38 proposal dosen UIR lolos menerima hibah, dan angka ini jauh mengalami kenaikan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. ''Tahun 2016 proposal yang lolos hanya 7, tahun 2017 kita kebagian 17 proposal. Tahun depan saya harapkan peningkatannya lebih signifikan lagi,'' ujar Rektor.
Apabila hibah diterima UIR terus naik, jelas Rektor, ini akan membuat rangking UIR di SINTA semakin membaik pula. ''Saya optimis rangking 100 besar nasional dapat terwujud,'' tegas Rektor. Itulah sebabnya, lanjut Syafrinaldi, LPPM menggelar workshop dengan mendatangkan tiga nara sumber penting, yakni Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc (Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat), Prof. Dr. Soryono Sikumbang, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Khasraf, M.Si. Ketiga nara sumber itu, menurut Rektor, diperlukan untuk membekali dan membimbing dosen-dosen UIR tentang bagaimana merancang proposal penelitian versi SINTA. Juga mendorong dosen supaya meningkatkan intensitas penelitian dan publikasi ilmiah sebagai sebuah kewajiban akademis.
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristekdikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc mengapresiasi tekad dan kemauan kuat Rektor UIR. Ia menjelaskan, 38 proposal dosen UIR yang lolos hibah Dikti hendaknya dapat menjadi cambuk bagi dosen-dosen lain untuk melakukan hal serupa. Workshop hari ini, tegasnya, hendaknya dapat menambah jumlah proposal yang masuk tahun depan. ''Pak Rektor mentargetkan tahun 2019 proposal yang diupload mencapai 200, dan dari target itu diharapkan 100 proposal lolos,'' tukas Ocky memberi semangat.
Rektor tidak bisa bekerja sendiri. Akan tetapi perlu sokongan semua pihak. Silakan, tambah guru besar ini, UIR mengundang reviewer lain untuk melakukan pemantapan terhadap hasil-hasil workshop sehingga bisa maksimal. Ia menyebutkan, workshop ini terasa istimewa tidak saja bagi pengabdian kepada dikti melainkan juga untuk masyarakat.
Ocky juga menyebutkan, saat ini Indonesia telah berada di posisi ketiga di bidang publikasi ilmiah Internasional melebihi dari Thailand yang tahun lalu posisinya di atas Indonesia. Jumlah publikasi terbanyak diraih Malaysia dengan 15.985 publikasi, menyusul Singapura 10.977 dan Indonesia 9.349, sementara Thailand 8.204 publikasi. Capaian ini, tambah Ocky, merupakan buah dari kebijakan Kemenristekdikti khususnya dalam bidang penelitian.*