Pekanbaru: Universitas Islam Riau dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjong Malim, Perak Darul Ridzuan, Melaysia sepakat menjalin kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk jangka waktu tiga tahun. Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) kedua universitas ditanda-tangani Rektor UIR Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L dan Naib Conselor UPSI Prof. Dato' Dr. Mohammad Shatar bin Sabran di Gedung Rektorat UIR Kampus Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Kamis (28/6) siang.
Rektor UIR Syafrinaldi menyambut baik kerjasama itu. Ia mengatakan, hubungan UIR-UPSI sudah berlangsung lama. Akan tetapi kerjasama secara legal formal baru ditabalkan sekarang. Dalam pandangan Guru Besar HAKI ini, Universitas Pendidikan Sultan Idris merupakan salah satu perguruan tinggi yang berkembang pesat di Malaysia. ''Kami berterima kasih Naib Censelor Prof. Mohammad Shatar telah berkunjung ke UIR, melihat langsung kampus UIR kemudian meneken MoU untuk bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Semoga saja MoU ini dapat ditindak-lanjuti oleh kedua pihak,'' kata Rektor.
Sebelum MoU diteken, Syafrinaldi terlebih dahulu memperkenalkan profil UIR dalam bentuk tayangan video. Dalam video berdurasi 12 menit itu, diurai sejarah UIR, perkembangan yang dicapai UIR sejak berdiri tahun 1962. Termasuk perkembangan non fisik seperti jumlah tenaga dosen, guru besar dan dinamika mahasiswa pada masing-masing fakultas di UIR. ''UIR merupakan universitas tertua tak hanya di Provinsi Riau namun di Kopertis Wilayah X yang membawahi empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau,'' ujar Syafrinaldi.
Hal senada juga diungkap Dato' Mohammad Shatar. Menurut Naib Canselor, salah satu yang menaikkan ranking sebuah perguruan tinggi adalah kolaborasi atau kerjasama antarbangsa. Sejauhamana hubungan baik dengan perguruan tinggi lain bisa dijalin. Dan bagi Malaysia, Indonesia merupakan satu market yang memiliki magnet cukup kuat. Ini terlihat dari jumlah penduduknya yang sekarang mencapai 250 juta, sementara Malaysia baru 30 juta.
Dato' Shatar berkomitmen mengantarkan universiti yang dipimpinnya menjadi universitas kelas satu di bidang pendidikan. Jadi, kelak apabila orang bicara masalah pendidikan maka orang akan menoleh kepada UPSI. Itulah salah sebab, lanjut Dato', mengapa kami ingin berkolaborasi dengan Universitas Islam Riau. UIR pun demikian, barangkali komitmen kami sama dengan Universitas Islam Riau yang sama-sama berkemauan keras untuk maju pada bidang-bidang yang menjadi unggulannya. Kita sama-sama memiliki resourches yang capable dan dapat diunggulkan untuk menjalin kolaborasi.
Kemajuan yang hendak kita capai, lanjut Mohammad Shatar, bukan semata maju di bidang fisik namun diluar fisik misalnya sumberdaya kedua pihak. Pihak UPSI sangat membuka diri bagi UIR untuk pertukaran pelajar maupun studi lanjut tenaga pengajar UIR. ''Kita memiliki banyak persamaan, tak hanya persamaan antarbangsa tetapi antaruniversiti. Jadi MoU kita teken hari ini bukan semata Nota Kesepahaman di atas kertas namun benar-benar dapat diwujudkan dalam kurun waktu yang telah kita sepakati,'' tegas Mohammad Shatar.
Penanda-tanganan Nota Kesepahaman UIR-UPSI dihadiri antara lain Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Dr. H. Nurman, Wakil Rektor I Dr. H. Syafhendry, Wakil Rektor II Ir. H, Asrol, Wakil Rektor III Ir. H. Rosyadi, Dekan FKIP Drs. H. Alzaber bersama Wakil-wakil Dekan dan para dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dekan Fakultas Teknik Ir. H. Abdul Kudus, Dekan Fakultas Psikologi Yanwar Arief M.Psi, Psikologi, Kepala BPPA Dr. Thamarin S, Kepala International Office Dr. Husnul Kausarian, Kepala Biro Kuangan Azwirman, SE., M.Acc dan Kepala Bagian Humas dan Protokoler Dr. H. Syafriadi, S.H., M.H.*